Sabtu, 28 Februari 2009

Menulis untuk me Motivasi hidup


Terkadang dalam perjalanan kehidupan, kita dilanda kejenuhan dan kebosanan. Tanpa sadar bila itu terus ada, maka akan tumbuh menjadi besar. Dan yang terjadi adalah seseorang menjadi kehilangan semangat. Lantas bagaimana mengatasi semua permasalahan ini?




Sadarilah, kita bisa memotivasi diri sendiri dengan cara menulis. Tulislah harapan dan impian tentang target jangka panjang. Bila kita menuliskan dengan baik dan penuh ketulusan maka secara tidak langsung tulisan kita akan membantu kita untuk tetap berada pada rel semangat.


Bagaimana cara menulis untuk motivasi diri?

Mudah saja, dengan konsisten menceritakan impian dan harapan kita dalam sebuah tulisan. Usahakan tulisan tersebut dapat terlihat oleh orang lain. Gunakan medium blog untuk mempublikasikan tulisan yang kita buat. Ajaklah rekan dan teman kita untuk melihat tulisan kita. Jadikan mereka pengingat kita di kala gundah dan saat kita keluar jalur. Teruslah menulis secara konsisten dan berkala, lihatlah respons dari pembaca blog kita, jadikan mereka cermin reaksi ketika melihat tulisan yang kita buat. Bila mereka saja bisa termotivasi dengan tulisan kita, mengapa kita tidak bisa memotivasi diri kita dengan tulisan kita sendiri

diambil dari www.motivasihidup.com

Memotivasi Karyawan






Kali ini kita akan menggambarkan bagaimana cara memotivasi orang. Atau apa saja yang diperlukan untuk memotivasi karyawan kita. Hal yang paling penting adalah, untuk apa kita perlu memotivasi mereka. Elemen apa yang kita perlukan supaya mereka termotivasi.
Dibawah ini saya akan jelaskan secara detil mengenai elemen dan bagaimana cara kita memotivasi karyawan, metode ini juga bisa kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, tentunya dengan tetap melihat atas kondisi dan situasi yang terjadi di linkungan sekitar kita.

Untuk apa kita perlu memotivasi Karyawan ??
1.Pertama adalah usahanya.
Banyak orang yang tidak berusaha maksimal dalam pekerjaannya. Mereka menganggap bahwa pekerjaannya adalah sesuatu kebisaaan saja hanya sekedar sebagai untuk menghabiskan waktu saja. Tetapi mereka tidak mau bekerja dan berusaha lebih keras dibandingkan apa yang sudah dia lakukan dalam masa yang sebelumnya. Maka, kita harus bisa memotivasi mereka, bahwa kalau mereka berusaha lebih keras maka mereka akan lebih sukses dalam hidupnya. Memotivasi usaha adalah hal yang paling dasar dan umum dalam memotivasi orang.

2.Kedua adalah bagaimana kita memotivasi orang agar lebih efektif dalam melakukan pekerjaannya.
Sering dalam pekerjaan, orang itu melakukan pekerjaannya dengan cara yang salah. Kita juga sering melihat, kadang orang sudah bekerja keras, tetapi hasilnya sangat jelek. Itu adalah orang yang tidak mampu bekerja secara efektif. Kalau kita hanya “push” dia untuk bekerja lebih keras saja, maka yang yang akan kita dapatkan adalah orang yang bekerja lebih keras tetapi tidak menghasilkan sesuatu untuk perusahaan kita. Ini juga salah dan perlu kita diperbaiki. Kita juga harus bisa mengajarkan kepada mereka, cara yang benar untuk bekerja, Nah..inilah yang akan mendorong karyawan kita ke arah efektivitas yang lebih tinggi.

3.Ketiga adalah ketekunan.
Kalau orang itu bekerja keras, kemudian tahu-tahu lemas dan dan tidak berhasil kemudian tidak mau bekerja lagi. Maka kita secara berkala harus mengingatkan dia tentang pentingnya sebuah pekerjaan yang berhasil dengan baik. Kalau kita mendorong karyawan kita ke arah yang lebih baik, maka tiga hal inilah yang perlu kita perhatikan.

Elemen apa yang kita perlukan supaya mereka termotivasi :

a)Yang pertama adalah Uang. Walaupun tidak semua orang tidak termotivasi dengan uang. Tetapi uang atau benefit secara financial tetaplah penting dalam memotivasi karyawan-karyawan terlebih dalam keadaan yang sangat mendesak.
Memang ada beberapa orang tertentu yang sangat ter-drive oleh nilai uang atau money value yang tinggi. Sehingga kalau komisinya besar dia akan bekerja keras. Coba kita lihat di dalam pekerjaan para pemborong. Ada pemborong bangunan maupun harian. Kalau pekerja borongan, dia akan cepat sekali bekerja. Anda lihat kalau mereka membuat tembok atau lantai, maka mereka dapat lebih cepat 3 sampai 4 kali dari pekerja harian. Walaupun kerjanya kasar dan agak terburu-buru.
b)Hal kedua yang perlu diperhatikan selain uang adalah kepuasan dalam bekerja atau “feeling appreciated”. Bahwa kalau mereka bekerja dengan baik, Anda berterimakasih kepada mereka. Anda juga memberikan penghargaan non material kepada mereka. Inilah salah satu yang memotivasi orang untuk bekerja lebih keras.
c)Hal ketiga adalah contoh. Kalau Anda memberikan contoh jelek dalam bekerja, bermalas-malasan, tidak mau datang pagi, maka bagaimana Anda mengharapkan karyawan Anda bekerja keras?
d)Yang Ke-empat adalah “reward” dan “Punishment”, yaitu hadiah atau bonus yang akan didapatkan oleh seorang karyawan jika dia mencapai target-target yang ditentukan oleh perusahaan, dan hukuman/sanksi apabila karyawan tersebut lalai dalam menjalankan tugas dan peraturan perusahaan (iklim kompetisi)

Demikianlah tujuan dan elemen-elemen dalam hal memotivasi karyawan meskipun masih banyak hal-hal lain yang dapat kita masukkan dalam bahasan diatas, Namun pada akhirnya memiliki tujuan yang sama, akhir kata Salam Sukses untuk anda.

MULAI DARI MEMOTIVASI DIRI SENDIRI


Jim Dorman dan John C Maxwell dalam buku mereka Strategi Menuju Sukses mengatakan bahwa sebelum kita memotivasi orang, selain perlu mengetahui tujuan yang ingin kita capai dengan benar, kita perlu juga memiliki motivasi tinggi untuk mewujudkan tujuan tersebut. Tanpa memiliki sendiri motivasi yang tinggi, akan sulit sekali bagi kita untuk memotivasi orang lain melakukan hal yang sama. Berikut adalah cara untuk memotivasi diri sendiri.
”Cost-Benefit Analysis”. Sebelum kita memulai sesuatu, kenali benar keuntungan yang bisa kita peroleh bersama dengan orang-orang yang kita motivasi karena melakukan kegiatan tersebut, dan kerugian yang diderita jika tidak melakukan hal ini. Keuntungan yang dianalisis di sini bukan yang menyangkut uang semata, melainkan juga yang menyangkut penghematan waktu, peningkatan reputasi, pembentukan kredibilitas, penciptaan peluang sukses yang lebih besar, kesehatan, penghargaan, pengalaman, perbaikan, dan lain-lain. Kerugian juga tidak hanya dari segi materi, tetapi juga bisa dilihat dari segi kerugian waktu, kehilangan peluang untuk maju, pencorengan nama baik, sanksi moral di masyarakat, dan lain lain. Jika setelah keduanya dijumlahkan, ternyata keuntungannya lebih besar secara signifikan dari pada kerugiannya, pasti kita akan sangat termotivasi untuk meraihnya. Kondisi ini akan membantu kita untuk lebih mudah memotivasi orang lain melakukan suatu tindakan.
Misalnya: Pada waktu Indonesia berada di titik pusar krisis ekonomi, banyak perusahaan terpaksa menerapkan kebijakan penghematan biaya pada waktu krisis. Jika sang pemimpin perusahaan bisa meyakinkan diri sendiri bahwa kebijakan ini bisa memberikan keuntungan uang, peningkatan daya saing bagi perusahaan dan karyawannya untuk kelanjutan hidup bersama (perusahaan dan karyawan), maka akan lebih mudah bagi pemimpin tersebut untuk memotivasi diri sendiri (setelah itu, karyawannya), dibandingkan jika ia hanya mampu melihat cost-benefit ini dari satu sisi saja.
”Sense of urgency”. Ciptakan suatu rasa mendesak untuk melakukan tindakan nyata. Rasa mendesak ini dapat mendorong kita untuk segera melakukan tindakan. Jika kita tidak memiliki rasa mendesak untuk melakukan tindakan tersebut, maka orang lain juga tidak akan termotivasi untuk memulai atau menyelesaikannya dengan segera. Yang bisa kita lakukan untuk menciptakan rasa terdesak adalah dengan menentukan target dan menerapkan kerangka waktu bagi tindakan yang akan kita lakukan. Dengan demikian kita bisa menyusun strategi untuk pelaksanaan tindakan tersebut dengan hasil seoptimal mungkin.
Misalnya: Untuk tindakan penghematan dalam contoh di atas, yang bisa kita lakukan, misalnya adalah menetapkan target penghematan biaya 30% dalam waktu 3 bulan yang dilakukan secara bertahap dengan rata-rata 10% per bulan. Dari penetapan target dan jangka waktu ini, kita cenderung akan merasa ”terdesak” untuk melakukan suatu tindakan nyata segera, guna mewujudkan target tersebut dalam waktu yang sudah ditetapkan.
Keyakinan. Orang lain akan bersedia melakukan tindakan yang kita inginkan jika mereka melihat bahwa kita memiliki keyakinan tinggi bahwa tindakan tersebut memang bisa, pantas, dan menguntungkan untuk dilakukan. Tanpa memiliki keyakinan kuat, akan sulit bagi kita menularkan keyakinan ini kepada orang lain. Ada banyak cara untuk membangun keyakinan dalam diri sendiri. Cara pertama adalah dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kuat yang menyangkut pelaksanaan tindakan ini. Jika kita belum memilikinya, kita perlu melengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, misalnya melalui training, konsultasi dengan para ahli di bidangnya, ataupun membaca dan berdiskusi dengan orang-orang yang telah berpengalaman melakukan tindakan tersebut. Cara berikutnya adalah menyusun rencana yang rinci mengenai pelaksanaan tindakan tersebut berikut orang-orang yang terlibat, target, jangka waktu penyelesaian, dan standar prosedur operasional yang jelas.
Misalnya: Untuk kasus penghematan yang sedang kita bahas ini, sang pemimpin perusahaan bisa membaca buku-buku mengenai pemangkasan biaya dan strategi yang bisa diterapkan, berdiskusi dengan pengusaha-pengusaha lain (di dalam maupun di luar negeri) dan menimba pelajaran dari apa yang telah mereka lakukan. Bertanya pada para ahli mengenai strategi mengurangi biaya produksi. Setelah itu, ia bisa menyusun rencana berdasarkan prioritas, target, prosedur dan jangka waktu pelaksanaan yang jelas.

MODAL DASAR ”4K”


Jika kita telah mampu memotivasi diri sendiri untuk melakukan suatu tindakan, barulah kita siap untuk mulai memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan yang kita inginkan.
Kebutuhan. Orang akan terdorong untuk melakukan suatu tindakan karena adanya kebutuhan. Bahkan ”kebutuhan” dianggap oleh Abraham Maslow, pakar motivasi, sebagai motivator yang paling kuat. Menurut Maslow, orang-orang memiliki jenis dan tingkat motivasi yang berbeda dalam melakukan suatu tindakan. Beberapa motivasi yang dikemukakan Maslow adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisik (makan, minum, sandang, perumahan), kebutuhan akan rasa aman (perlindungan dari bahaya), kebutuhan sosial (sosialisasi, diakui dalam masyarakat), kebutuhan akan pengakuan (penghargaan, status), dan kebutuhan untuk mendapat kesempatan mengaktualisasi diri (pengembangan diri). Yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan tersebut dan mencari persamaan antara kebutuhan kita ataupun perusahaan dengan kebutuhan orang-orang yang akan kita motivasi. Persamaan kebutuhan ini akan menjadi alat pemersatu yang memiliki daya dorong luar biasa untuk mencapai hasil nyata.
Misalnya: Pimpinan perusahan bisa mengatakan bahwa tindakan penghematan memang diperlukan agar operasional perusahaan bisa dipertahankan. Jika perusahaan bisa tetap beroperasi, maka karyawanpun bisa tenang bekerja dan mendapat gaji. Jika target penghematan tercapai, perusahaan bisa menjadi gesit untuk bersaing di pasar, sehingga akan lebih mudah meraih peluang-peluang yang ada. Hasilnya, produktivitas meningkat, pemasukan bertambah, dan perusahaan bisa memberikan bonus bagi prestasi yang dapat diraih bersama, dan penghargaan bagi karyawan yang bisa memberikan kontribusi terbesar dalam pelaksanaan tindakan tersebut. Jadi sang pemimpin perusahaan bisa menunjukan bahwa dengan melakukan tindakan penghematan, banyak kebutuhan karyawan yang bisa terpenuhi (kebutuhan akan perkerjaan, keamanan, kelangsungan pekerjaan, kebutuhan bekerja dalam satu tim yang kompak, dan peluang untuk mendapat penghargaan karena berprestasi).
Kompetensi. Para ahli berpendapat bahwa setiap pada dasarnya ingin dihargai. Setiap orang senang mendapat pujian yang tulus. Setiap orang juga rindu diakui orang lain karena kemampuan, prestasi yang diraihnya. Charles Schwab juga mengatakan bahwa orang lain akan melakukan pekerjaannya dengan kualitas lebih baik atas dasar dorongan sebuah pujian dibandingkan dengan ancaman. Dornan dan Maxwell juga menegaskan bahwa setiap orang senang untuk menjadi seorang ahli. Jika seorang pemimpin memotivasi pengikutnya dengan menggunakan pendekatan kompetensi ini, maka pemimpin tersebut mengangkat harga diri para pengikut, sehingga akan lebih mudah bagi si pemimpin untuk memotivasi bawahan untuk bekerja sama meraih sukses.
Misalnya: Untuk memotivasi orang untuk melakukan penghematan di bidang masing- masing, sang pemimpin bisa berkata, misalnya: ”Anda memiliki kemampuan dan pengalaman yang di bidang pekerjaan Anda masing-masing. Dengan itulah Anda pertama-tama diterima bekerja di sini. Saya yakin, dengan kedua modal penting ini, Anda akan mampu melihat celah peluang yang bisa diraih untuk melakukan penghematan di bidang kerja Anda masing-masing.”
Keakraban. Jika kita perhatikan, orang-orang dekat dengan kita mempunyai kemampuan yang besar untuk mendorong kita agar rela bersedia melakukan banyak hal untuk mereka, tanpa pamrih dan tanpa diperintah sekalipun. Mengapa hal ini bisa terjadi? Alasannya adalah karena kita akrab dengan mereka, mengasihi mereka, dan menganggap mereka sebagai bagian yang penting dalam hidup kita, sehingga kita senantiasa ingin membuat mereka merasa aman, dan merasa bahagia. Demikian pula dengan orang-orang yang akan kita motivasi. Dengan mereka kita perlu menjalin ”keakraban” sehingga bisa saling menghormati, menghargai, mengasihi dan saling menganggap penting. Keakraban ini perlu dibina dan dipupuk setiap saat agar tidak layu dan mati.
Misalnya: Untuk menjalin keakraban dengan para pengikut, seorang pemimpin perlu mengenal para pengikutnya dengan baik, sering berinteraksi dengan mereka, bersedia mendengar keluhan mereka dan bersama mereka mencoba mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. Pemimpin juga perlu memberikan kesempatan bagi orang lain untuk menyatakan pendapat mereka, ia juga perlu menghargai pendapat mereka, dan membantu mereka menciptakan peluang sukses. Setiap tindakan yang diambil seorang pemimpin harus memperhatikan dampaknya bukan semata-mata pada untuk dirinya sendiri, tetapi juga pada orang-orang yang ingin dimotivasi, sehingga mereka merasa diperhatikan, diperjuangkan, dan dihargai.
Komunikasi. Orang akan bersedia melakukan suatu tindakan, jika mereka juga tahu dengan jelas tindakan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukanya, apa yang harus dilakukan jika menghadapi masalah. Semua ini perlu dikomunikasikan seorang pemimpin pada para pengikutnya. Tanpa komunikasi yang lancar, tindakan akan sulit dilaksanakan. Kalaupun bisa dilaksanakan, kemungkinan akan terjadi masalah dalam pelaksanaan menjadi besar. Tanpa komunikasi yang lancar, konflik cenderung akan terjadi. Jadi seorang pemimpin perlu mengkomunikasikan dengan jelas, dalam ”bahasa” yang dimengerti oleh orang yang akan dimotivasi. Efektifitas komunikasi akan lebih meningkat jika disertai contoh yang jelas.
Misalnya: Dalam memberi motivasi, perlu dijelaskan tujuannya, target yang ditentukan, prioritas kegiatan yang harus diselesaikan, prosedur pelaksanaan, orang-orang yang perlu dihubungi, risiko yang dihadapi, peluang yang menanti. Semua ini perlu dikomunikasi secara bertahap sesuai dengan kapasitas serap para pengikut, agar tidak terjadi ”information overload.” Komunikasi yang jelas juga mencakup pemberian kesempatan pada anak buah untuk bertanya. Selain itu, pemimpin juga harus bersedia mendengarkan masalah, kebingungan yang dihadapi anak buah. Mengkomunikasi dengan jelas apa yang ada dibenaknya merupakan keterampilan yang perlu diasah seorang pemimpin.
Agar kita bisa menguasai seni memotivasi orang lain, yang perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah memotivasi diri sendiri. Setelah itu, barulah kita bisa memotivasi orang lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan mereka, kemampuan mereka, menjalin keakraban dengan mereka, dan membina komunikasi yang jelas dan lancar. Dengan semua inilah kita bisa memotivasi orang lain sehingga mereka tidak merasa terpaksa melainkan dengan senang hati melakukan pekerjaan yang kita berikan

Selasa, 17 Februari 2009

Memulai Bisnis baru



Tidak mudah untuk memulai sebuah bisnis baru. Alih-alih langsung melakukan transaksi bisnis, seorang pemula biasanya terjebak dengan kesibukan-kesibukan yang justru menjauhkan dirinya untuk memulai kegiatan bisnis yang sebenarnya. Kalau hanya satu-dua-tiga hari sih masih untung. Yang sering terjadi justru sampai mingguan atau bulanan tanpa melakukan riil bisnis. Anda bisa menyebut apa saja. Sibuk membuat kartu nama, sibuk memilih font atau logo perusahaan, atau sibuk memikirkan konsep bisnisnya yang adiluhung.
Memang benar untuk memulai sebuah bisnis butuh persiapan yang matang, atau seperti dikatakan Robert Spiegel, penulis buku “The Shoestring Entrepreneur’s Guide to the Best Home-Based Businesses”, bahwa mempersiapkan sebuah bisnis tak ubahnya menyerut ujung pensil. Aktivitas bisnis Anda tentu bukan hanya pada seruncing apa ujung pensil Anda, tapi bagaimana Anda menggunakan pensil yang runcing itu kesuksesan bisnis anda.
Kalau Anda sedang mengalami kondisi seperti itu, ada 10 langkah menurut Robert Spiegel yang perlu Anda ingat dan lakukan:
#1. Buatlah List KerjaTempelkan di tempat selalu terlihat oleh Anda. Beri tanda dan warna yang menarik perhatian. List itu merupakan “kompas” pemandu Anda untuk merintis bisnis anda berjalan dan berhasil.
#2. Segeralah MelangkahTirulah bagaimana bayi belajar jalan. Jatuh-bangun, tanpa pernah menyerah, dengan langkah-langkah kecilnya. Seperti itu pula seharusnya Anda ketika memulai sebuah bisnis. Meski sedikit, pendek, dan kecil, segeralah melangkah. Realisasikan list kerja Anda, fokuslah, karena itu akan memperkecil rasa takut dan keasingan yang Anda alami. Keraguan-raguan hanya hilang oleh tindakan.
#3. Dapatkan Pelanggan atau KlienKalau anda belum mempunyai pelanggan atau klien, Anda belum bisa dikatakan punya bisnis, Jadi, dapatkan pelanggan atau klien pertama Anda untuk memulai bisnis baru Anda. Layani, rawat, dan puaskan pelanggan pertama Anda.
#4. Lupakan KesempurnaanTidak mungkin Anda mengharapkan segala sesuatunya berjalan sempurna ketika awal-awal Anda merintis bisnis baru Anda. Pasti ada saja masalah dan rintangannya. Tapi tidak apa, itu biasa dan sangat wajar. Di sini, sikap realistis dan kesabaran Anda sangat dibutuhkan.
#5. Pilihlah Karyawan Pekerja KerasSangat penting di awal-awal merintis usaha baru Anda, Anda dikelilingi oleh orang-orang yang semangat dan pekerja keras. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang penuh gairah sehingga semakin menambah amunisi kerja bisnis Anda.
#6. Bicaralah Soal BisnisKondisikan diri Anda dalam dunia bisnis dan sebagai pebisnis. Ganti pilihan kata dan bahasa Anda dalam kehidupan sehari-hari. Bicarakan perusahaan Anda sebagai bisnis, bukan tentang sebuah bisnis. Yakinkan diri Anda sendiri bahwa Anda sedang menjalankan sebuah bisnis. Sebab, kalau Anda sendiri tidak yakin dengan bisnis Anda, bagaimana Anda bisa mengharapkan orang lain yakin. Jangan katakan kata-kata yang menunjukkan Anda (seperti) tidak serius dalam bisnis. Misalnya saja, “Saya sedang berusaha memulai bisnis”. Katakan “Ini bisnis saya“.
#7. Hargai Diri AndaKita semua menyukai penghargaan. Ini saatnya untuk jujur pada diri sendiri, setiap minggu sekali, tanyakan pada diri Anda apakah Anda sudah melakukan sesuatu yang layak untuk dihargai, sesuatu yang nyata berpengaruh terhadap kemajuan bisnis Anda. Jangan sungkan-sungkan untuk merayakannya.
#8. Jadikan Semuanya AccountableTemukan rekan bisnis, organisasi atau pemilik usaha lain yang bisa, langsung ataupun tidak langsung, mengawasi bisnis baru Anda. Langkah ini penting agar Anda selalu terdorong untuk melakukan langkah-langkah serius yang bisa dipertanggungjawabkan. Langkah ini juga membuat Anda selalu berada di jalur tujuan bisnis Anda.
#9. Antisipasi Perkembangan ZamanPastikan kalau bisnis Anda tidak ketinggalan zaman. Itulah mengapa Anda disarankan tidak lama-lama menghabiskan waktu untuk meruncingkan ujung pensil Anda. Sebab yang lebih penting adalah melakukan sesuatu untuk bisnis Anda. Di sini, Anda harus peka terhadap perkembangan zaman.
#10. Ingatlah Mimpi AndaKetika bisnis Anda sudah mulai berjalan, jangan takut untuk keluar dari “zona aman” Anda. Katakan pada diri Anda, “Sekarang saya sudah punya bisnis sendiri. Saatnya membesarkan bisnis saya”. Merubah tujuan dan menciptakan mimpi baru juga bisa menyegarkan semangat Anda seperti awal mula merintis bisnis baru Anda.
Selamat mencoba! Semoga berhasil.


Sumber : Bentrepreneur, Februari 2007

Bisnis Secara Online








Jika Anda akan memulai bisnis online melalui internet, tiga langkah dasar berikut mungkin akan dapat membantu, dan saya sudah menerapkannya, alhamdulillah saat ini perkembangannya sangat menggemberikan.Langkah 1 : Pilih ProdukProduk banyak jenisnya adala yang berupa barang dan ada yang berupa jasa. Pilihlah produk yang Anda mengerti betul atau Anda kuasai dan memungkinkan untuk dijalankan secara online, misalnya baju anak, hp, komputer dll.Langkah 2 : Buatlah WebsiteWebsite dapat dibuat secara gratis dan mudah misalnya lewat http://www.blogger.com/ ataupun http://www.wordpress.com/ . Tapi saya sarankan untuk membeli domain sendiri, karena akan lebih profesional dan terpercaya. Isilah website tersebut dengan content mengenai produk anda dan tentunya dengan cara pemesanan dan pembayarannya.Langkah 3 : Lakukan PromosiTanpa promosi website Anda tidak dikenal, masukkan ke index search engine seperti google maupun yahoo. Kalau anda membuat di http://www.blogger.com/ , akan lebih cepat ter-index di Google karena masih satu group. Iklan juga bisa melalui Google AdWord, juga bisa iklan melalui media offline, seperti koran

Selamat datang pemilu 2009



Selamat datang pemilu 2009. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia ini. Semoga kita bisa memilih wakil-wakil rakyat yang amanah, nggak korupsi, mementingkan kehidupan rakyatnya, memperbaiki taraf hidup rakyatnya. Jangan ada kecurangan dalam pemilu 2009. Jangan ada keributan dan kerusuhan di pemilu 2009.